29 June 2006

Keserakahan Eksploitasi "Batu Hijau" Penggajawa

Masyarakat sebagai komunitas mempunyai hubungan langsung dengan alam lingkungan sekitarnya dimana ia berada. Hubungan yang saling terkait dan saling pengaruh dalam kehidupan ini merupakan suatu ekosistem kehidupan.

Perubahan lingkungan senantiasa berbarengan dengan proses adaptasi manusia diaman ia berada. Kemampuan beradaptasi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam yang tersedia dengan kemampuan yang dimilikinya merupakan perjuangan demi mempertahankan hidup atau eksistensinya dimuka bumi.

Perkembangan populasi manusia menuntut tambahan kebutuhan hidup manusia, dan ini mendorong manusia untuk lebih meningkatkan upaya eksploitasi sumber daya alam di sekitarnya guna memenuhi tuntutan hidupnya, yang cenderung mengancam kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang ada yang ditandai dengan adanya perubahan fenomena alam atau kerusakan fisik lingkungan yang pada gilirannya akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem yang akhirnya mengancam kelangsungan hidup fisis dan manusia itu sendiri.
Kawasan Pantai Penggajawa dan Pantai Ndorurea yang merupakan area yang telah diijinkan pada pengusaha dan masyarakat untuk dieksploitasi sumber daya alamnya berupa Batuan Hijau yang tersebar sepanjang pantainya merupakan potensi yang harus dimanfaatkan, namun keserakahan dan eksploitasi yang berlebihan tanpa memperhatikan keseimbangan alam fisik yang ada akan merusak alam fisik dan kehidupan manusia di sekitarnya termasuk berbagai sarana atau prasarana fisik yang telah dibangun dengan investasi yang mahal.

Sejauh Mana Dampak yang Terjadi ?
Berdasarkan survey lapangan yang dilakukan oleh GERDAPALA yang Dibagi dalam 2 kawasan pemantauan : Kawasan I = 1.500 m, Kawasan 2 = 1.000 m didapatkan data bahwa masyarakat mengeksploitasi batu hijau sekitar 4,17 ton/hari atau = 417 kg/hari !!! dari 1.500 ton/tahun (yang sudah disortir) dengan pengumpulan batuan musiman = 125 s/d 350 ton/bulan.

Adapun kapasitas produksi ini tidak termasuk Limbah Batuan !!! yaitu (Batu yang dikumpul/diambil dari pantai/habitatnya yang tidak terpakai atau hasil seleksi karena tidak memenuhi syarat permintaan pasar).

Sejauh mana hubungan Pantai Batuan Hijau dan Pasir dengan Erosi Laut ?
Pantai Penggajawa dan Ndorurea akan mengalami erosi, akresi (sedimentasi) atau tetap stabil tergantung pada suplai yang masuk (sedimen lepas) dan yang meninggalkan pantai. Sedimen yang dimaksudkan adalah Batu Hijau dan Pasir. Sebagian besar permasalahan pantai Penggajawa dan Ndorurea adalah erosi/abrasi yang berlebihan. Erosi pantai terjadi apabila di pantai Penggajawa dan Ndorurea yang ditinjau mengalami kehilangan/pengurangan sedimen; artinya sedimen yang terangkut lebih besar dari yang diendapkan. Hal ini dapat mempengaruhi fungsi fisik pantai sebagai penahan gelombang sekaligus berakibat berubahnya tatanan lingkungan fisik di sekitar pantai secara menyeluruh (termasuk rusaknya terumbu karang).

Hal-hal yang dilakukan
*) Pencegahan dini bila ada aktifitas/kegiatan masyarakat dan pengusaha yang cenderung mengarah pada kerusakan sumber daya alam dan lingkungan fisik pantai.
*) Menanam kembali pohon-pohon pelindung pantai seperti kelapa, waru, pandan, ketapang, nimba dan mengkudu untuk menjaga kestabilan ekosistem alam baik oleh pemrakarsa/eksploitir, pemerintah dan masyarakat dengan menanam pohon/tumbuhan baru pada areal sempadan pantai dengan tujuan mengganti fungsi bukit batu (stone dunes) yang sudah terkikis akibat galian penambangan sekaligus merapatkan kawasan hijau agar menjadi pelindung alami.

Sehingga diharapkan natinya habitat alami ketersediaan Batu lebih menjamin keberhasilan akan pelestarian lingkungan.Semoga

GERDAPALA - ENDE

No comments: