29 October 2006

Mahoni....nasibmu kini......

Sambil duduk di pinggir lapangan sepakbola....yang sudah kusam rumputnya, Roy kecil asyik mendengarkan kisah bapaknya yang bernostalgia menceritakan tentang masa muda mereka yang asyik bermain disekitar jalan Soekarno melewati rimbunan pohon-pohon mahoni dan cemara.
Asyik kedengarannya bagi si Roy yang menginjak umur 6 tahun. Apalagi ketika ayahnya bercerita ketika mereka masih mengejar burung-burung pemakan buah pohon juar yang kemudian dilontarkannya kembali dari mulutnya. Sepulangnya dari bermain, kemudian mereka melewati rimbunan cemara yang terlentang indah sepanjang lapangan sepakbola Perse-Ende.
Indah...Roy berguman kecil sambil memainkan pelipis matanya, tanda kekaguman. Tapi bagi sang Ayah, desahan panjang napas terasa tertahan melihat kondisi sekarang ini.
Mahoni....dimanakah kalian ....?
Memang ....tidak ada lagi burung-burung yang bernyanyi, yang ada hanya terdengar dentuman suara-suara kendaraan roda dua dan roda empat yang sombong memekakkan telinga. Kesediahan pun bertambah, menyaksikan sebuah pohon Mahoni...kaku...terbujur akibat ditebang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Yaa...sebuah pohon Mahoni tua...yang tersisa di jalan Yos Soedarso....depan wartel lama Sandhy Putra Telkom itupun akhirnya mati. Menyisakan sejuta kenangan bagi sang ayah yang tak akan pernah bisa didongengkan lagi buat si Roy dan anak-anak generasi penerus lainnya.
Ende...Mahoni dan Sejarah masa lalu...
Mungkin satu kata yang sering dibanggakan oleh kita adalah Ende itu kota sejarah. Tapi jangan katakan itu ketika orang bertanya, dimana bukti sejarahnya ? apakah hanya situs Bung Karno atau bangunan gedung lainnya yang masih tersisa ? semoga tidak !!! sejarah itu adalah nuansa yang tercipta dari kehidupan alam dan lingkungan disekitarnya yang masih dipelihara untuk dinikmati sebagai sebuah pemandangan untuk dikenang. Sama seperti bangunan-bangunan gedung lama yang menyatu sebagai sebuah untaian cerita masa lalu.
Mahoni...nasibmu..kini...
Di akhir cerita sang ayah pun menasihati si Roy kecil :"....Nak, suatu saat ketika kau besar...jangan lagi kau tebang pohon-pohon rindang yang ada sekarang.....karena dia telah hidup menemani kamu...untuk kamu ceritakan pada anak cucumu....tentang MASA LALU....

No comments: